Perlahan, satu persatu garisyang sebelumnya bias, kabur,mulai bertaut.Menampakkan pola.
Aku memicingkan mata--mengamati.Cukup jelas.Tak perlu seorang jenius untuk tahu,apa artinya.
Kepada harap,
Aku menghargai keberadaanmu,sebagai hak.Namun kedatanganmu kali ini,membuatku takut.Aku bergidik membayangkan,kau tumbuh semakin besar,dan mengakar.
Semoga jangan.
Semoga kau terkikis, habis.Seiring dengan waktudan habituasi.
Biarkan aku,dan pemilikmu,kembali pada damai.Dimana tak perlu ada diam,atau temu yang tak menyenangkansaat kata "tidak", dan "tak bisa"terucapkan.
Karena sungguh,Kau berumah pada tempat yang tidak tepat.Tempat dimana jika kau paksa gantungkan,hanya akan merasa dirimu terasingkan.
Berumahlah, tapi tidak padaku.
Kepada harap,
katakan pada pemilikmu:"Maaf."
Sunday, March 4, 2012
Sepucuk Surat Untuk Harap
Subscribe to:
Posts (Atom)