Sunday, August 4, 2013

Pulanglah


Aku butuh diammu,
untuk meredam beribu asa yang meletup dalam diri.

Aku butuh sunyimu,
agar segala risau yang kukeluhkan
terlelap; hanyut dalam nyanyian selamat tidur

Aku menyanjung pikirmu,
disana rumit dan ramai
tapi semua tanya lantas tiada; berganti pemahaman, dan kesepahaman

Aku menyanjung lantunmu,
ia kusenandungkan berulang
hingga pemutar piringan hitam nampak jenuh

Aku merindu jejakmu,
yang tertinggal pada rerumputan
dan tanah basah;
pemadu ulung bagiku yang berkali tersandung, dan tersesat

Aku merindu matamu,
olehnya aku memahami; membahasa;
merangkai makna


Aku ingin hadirmu,
bukan sebagai bayang dalam kata, prosa,
dan puisi..



Segeralah pulang,
aku menunggumu dengan secangkir teh hangat di tangan

Monday, July 8, 2013

Hai!

Empunya blog ini, menyarankan kamu untuk berpaling sebentar. Yep, do come and visit my tumblr:

Thankyou, and enjoy! :)

Wednesday, June 19, 2013

#noted 7

"Ingat, memposisikan diri anda sebagai sebab bagi seseorang untuk melakukan perbaikan diri bukanlah kebaikan. Bahkan boleh jadi, anda masuk kategori mendudukkan diri sebagai tandingan bagi Allah dalam niat seseorang."
(Salim A Fillah)

#noted 6

"Jika dua orang memang benar-benar saling menyukai satu sama lain, itu bukan berarti mereka harus bersama saat ini juga. Tunggulah di waktu yang tepat, saat semua memang sudah siap, maka kebersamaan itu bisa jadi ‘hadiah’ yang hebat untuk orang-orang yang bersabar. 
Sementara jika waktunya belum tiba, sibukkanlah diri untuk terus menjadi lebih baik, bukan dengan melanggar banyak larangan. Waktu dan jarak akan menyingkap rahasia besarnya, apakah rasa suka itu semakin besar, atau semakin memudar." (Tere Liye)

Tuesday, June 4, 2013

Apapun, tanpa terkecuali

Seperti yang selalu saya dengungkan sendiri di telinga, mengucap dalam hati layaknya sebuah mantra:
"everyone is struggling .."

Satu kalimat ini nyatanya cukup manjur ketika saya dihadapkan dengan ujian dari-Nya

lebih sederhana nya mungkin tergambar pada kalimat ini:
"Woy, cy, emang yang punya masalah.. elo doang? Emang yang lagi diuji sama Allah, elo doang?"

jawabannya jelas-jelas "Enggak",

dan pada kenyataannya saya pun menyaksikan sendiri betapa orang-orang di luar sana, bahkan orang-orang terdekat saya, orang-orang dalam lingkaran yang bersinggungan, juga mengalami masa-masa struggling yang mungkin tidak pernah terbayang oleh orang lain.
Dan Subhanallah Alhamdulillah.. saya termasuk orang beruntung karena diberi kepercayaan diperdengarkan langsung kisah-kisah itu.

Yep, everyone is struggling. Yang membedakan hanyalah bagaimana cara masing-masing individu coping dengan ujian-ujian tersebut. Mereka yang ahli, adalah mereka yang senantiasa bersyukur.
 
Jujur, saya belum termasuk golongan ahli itu, karena saya masih sering melihat ke atas, bukan ke bawah. Dan hal itulah yang juga seringkali membuat saya merasa kekurangan dalam kecukupan

Allah Maha Baik, selalu menghadirkan pengingat dalam hidup saya, baik dalam bentuk apa maupun siapa.

Saya tahu, Allah SWT sedang mengajarkan hamba-Nya ini. Untuk merunduk, tanpa merasa rendah diri. Untuk berjalan tegak, tanpa merasa tinggi hati. Dia, ingin saya belajar untuk senantiasa melangkahkan kaki di muka bumi ini dengan sederhana

..dan sekali lagi, belajar untuk senantiasa bersyukur dalam keadaan apapun. Apapun, tanpa terkecuali.

Thursday, May 23, 2013

Sebuah postingan, sebaris inspirasi

23 Mei 2013

Di tengah kelas Metpenstat III yang sedang berlangsung, iseng saya membuka favorited tweets Bapak Anies Baswedan. Tokoh pendidikan yang satu ini, adalah orang pertama yang menggugah hati dan pikiran saya untuk membuka mata lebar-lebar tentang pendidikan di negeri ini.
Dari salah satu favorited tweets yang ada dalam akun beliau, saya menemukan sebuah link yang merujuk pada p0stingan blog. Beliau yang menulis,  judulnya "Pondok Ban Tan dan Dr. Surin Pitsuwan".
Cukup lama saya membaca isi postingan tersebut. Dan saya terhenti di satu paragraf:

"Sekali lagi kita ditunjukan betapa hebatnya efek pendidikan. Beri fondasi aqidah, bekali dengan modal akhlaqul karimah lalu biarkan anak muda terbang mencari ilmu, membangun network, merajut masa depan. Anak muda tidak takut menyongsong masa depan. Kelak ia akan pulang, menjawab doa ibunya, menjawab doa ayahnya dengan membawa ilmu, membawa manfaat bagi kampung halamannya, bagi negerinya dan bagi umatnya."

Ah.. Pak Anies memang tidak pernah gagal menginspirasi melalui kisah demi kisah yang beliau tuturkan.


Terimakasih, Pak! :)

Sunday, May 12, 2013

Reverse


Wangi teh hijau menyeruak dari mug yang kini berada dalam genggaman. Sedikit bergetar karena empunya baru saja pulang dengan basah kuyup. Kedinginan ditempa tetes hujan yang turun tanpa ampun, seakan langit sengaja menumpah berjuta kubik air. Untuk apa, itu yang tak kutahu. Agar ia lega, mungkin?

Lega. Satu kata yang terngiang dalam beberapa hari terakhir. 
Hitungan hari, yang entah bagaimana caranya mampu memberi sekian banyak pembelajaran. Memberi sekian banyak jawaban atas pertanyaan yang selama ini tersimpan rapi dalam benak.
Meski, beberapa diantara jawaban itu membuat jurang realita dan ekspektasi menganga lebar, dan harap ini jatuh bedebam; dan si empunya membisu. Bingung dengan mekanisme yang ada. 

Meski begitu, lagi-lagi semua ini tentang belajar. Belajar bagaimana seharusnya menyikapi segala hal dengan kerendahan hati.
Menyikapi disonansi dua kata ini: "ingin", dan "butuh".



Ah, kan, sepertinya aku terlalu banyak berceloteh. Jam dinding kulirik: disana menunjukkan pukul 1.58 pagi. Pantas saja.


Aku mengalihkan perhatian, kembali, pada mug berisi teh hijau yang ada di depanku. Sudah dingin. Aku mengaduknya dengan enggan. Setengah berharap isi mug tersebut adalah teh raspberry alih-alih teh hijau pekat.
Eh? Secangkir teh raspberry? Refleks, bibirku melengkungkan senyum.



..dan sebuah nama pun bergaung, lagi.

Nama yang dulu berlabelkan "ingin", dan kini berubah menjadi "butuh".

Friday, May 10, 2013

#14: Seribu Semangat untuk Sela

Gadis kecil dengan tubuh menjulang tinggi—melebihi kawan-kawan seusianya itu menghampiriku sambil tersipu malu.
Bu, kieu?” (Bu, gini? –red), ia menunjukkan buku tulisnya padaku.
Di buku tulis itu tertera namanya. Empat huruf.
SELA.
Ditulis mirroring.
Aku tersenyum padanya. Poni rambutnya yang mencuat jelas terlihat dari balik kerudung pink yang setiap hari ia pakai ke sekolah.

Sela anak yang pendiam. Di kelas dia selalu duduk di bangku paling belakang. Sendiri.
Satu hal yang cukup mengagetkanku juga adalah sikap teman-temannya yang tak jarang mencemooh dia dan mengatakan Sela “belet”. Bahasa Sunda untuk kata “bodoh”.
Nyess.
Mencelos hatiku seketika mendengar kata-kata semacam itu keluar dari mulut anak-anakku.

Sela memang tergolong slow learner di kelas. Ia tertinggal dari teman-temannya terutama dalam hal mengenal huruf. Ia baru mengenal sekitar empat hingga lima huruf.
Satu lagi. Seperti yang telah kukatakan di awal: Sela menulis dengan mirroring—atau terbalik.
Teman-temannya mungkin tidak mengerti, sehingga akhirnya memberikan label “bodoh” tadi.

Semula kukira Sela mengalami disleksia/disgrafia. Sebuah istilah untuk menggambarkan gangguan dalam  hal membaca ataupun menulis. Namun, saat kuperhatikan kembali gejala-gejala yang ada, aku simpulkan bahwa Sela tidak mengalami gangguan. Ia sepertinya menerima stimulus yang kurang tepat sejak ia kecil, sehingga belajar menulis dan membaca tidak se-optimal anak-anak lainnya.

Dibalik semua kendala yang ada, Sela adalah salah satu murid favoritku. Dia memang bukan termasuk anak yang cerdas di kelas, tapi dia mau belajar. Dia mau belajar, dan tidak takut salah.
Meski berkali-kali aku harus mengulangi instruksi untuk menulis huruf “S” yang benar.
Meski berkali-kali aku harus mengulangi instruksi untuk menulis angka “4” yang benar.
Sela selalu ingin maju ke depan.
Dan saat pekerjaannya belum benar, dia akan kembali ke bangkunya.
Berkutat dengan tugas.
Dan kembali padaku.
Begitu selalu.

Aku penasaran.
Dengan modal semangat, aku, ditemani panitia&pengajar lain, mengunjungi rumah Sela di Bulakan. Yang ternyata begitu sulit dilalui.
Tapi tidak apa-apa, kalo tidak sekarang, kapan lagi?

Sesampainya di rumah Sela, aku mengobrol dengan ibunya mengenai keadaan Sela di rumah dan di sekolah.
Hmm.. pantas saja, di rumah tidak ada yang mengajari Sela membaca dan menulis.

Aku melirik pintu kayu tepat di sebelahku. Disana tertulis abjad-abjad dari A-Z. Ditorehkan kasar dengan pulpen. Dan, seperti biasanya.. abjad tersebut tertulis dengan mirroring—atau terbalik. Aku melempar senyum ke arah Sela yang sedang bermain di luar rumah.

Ia anak yang sangat bersemangat belajar. Segala keterbatasan ini sama sekali tidak boleh menyurutkan semangatnya.

Tidak sekali pun.



Waktu kita memang tidak banyak, sayang. Tapi satu hal yang bisa ibu berikan untuk Sela: seribu semangat setiap harinya. Boleh? :)

Saturday, May 4, 2013

Pengingat

Abu Hurairah ra telah meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: 
”Terdapat 7 golongan yang akan mendapat lindungan arasyNya pada hari dimana tiada lindungan melainkan lindungan dariNya:
Pemimpin yang adil; pemuda yang masanya dihabiskan untuk beribadah kepada Allah SWT; seseorang yang hatinya terpaut pada masjid; dua orang yang saling mencintai karena Allah, berkumpul karena Allah dan berpisah karena Allah pula; lelaki yang digoda oleh perempuan cantik dan berpengaruh untuk melakukan maksiat tetapi dia menolak dengan mengatakan "Aku takut kepada Allah SWT."; seseorang yang bersedekah dan menyembunyikannya sehingga tangan kanannya tidak mengetahui apa yang diberikan oleh tangan kirinya; dan seseorang yang mengingat Allah SWT. ketika sendirian hingga menitikkan air mata." (HR Bukhari Muslim)

Izinkan Ya Allah. Hanya karenaMu

Saturday, April 20, 2013

Breeze September Night



1 September
19.00 

Aku melangkahkan kaki dengan sedikit tergesa di jalanan yang ramai dengan turis. Angin di Vienna meniupkan udara dingin yang tak wajar. 
Setibanya di depan pintu restoran, aku mematung. Keraguan kembali menghadang. Namun aku meyakinkan diri untuk berbesar hati

"Double espresso, please" ucapku pada seorang pelayan yang berdiri tak jauh dari tempatku duduk.

"Espresso? Again? Chocolate milk is far more relaxing. Here, have a cup", ujarmu sambil menyodorkan segelas susu cokelat yang masih mengepul.

"No thanks"

Matamu menatapku lekat.

"I mean, I would love to, but not tonight"

"Do you think there will be another night?"

Entah mengapa kalimat itu membuat rahangku mengeras.

"You've got to be kind to yourself. Lihat, bahkan kamu jauh lebih kurus dari kali terakhir kita bertemu"

"Don't worry about me, I'm fine. Hanya sedang membutuhkan ekstra kafein malam ini untuk membuatku tetap terjaga. Deadline assignment sudah di depan mata, and I don't have a time to relax. Even a bit"

Kau menghela napas.

"Terimakasih," ucapmu sepenuh hati

"Untuk?"

"Karena di tengah kesibukanmu, kau masih menyempatkan untuk duduk disini, sekarang"

"Nevermind. Sejujurnya aku memang butuh suasana baru, dan Vienna ternyata kota yang cantik"

Sejujurnya, aku berbohong. Bukan suasana baru yang aku butuhkan, tapi keberadaanmu. Eksistensimu. Satu-satunya kesempatan untuk tetap merekammu dalam ingatan.

Senyummu mengembang.

"I've already told you!! Kamu nggak bosan, apa? London is a beautiful city, tho, but I can guarantee you.. Vienna is.. somewhat special. It has a magical touch that can warm your heart"

Sayup terdengar musik mengalun lembut

I met you in the city of the light, on a breeze September night..

"Yeah, I couldn't agree more", ucapku menambahkan, "So, tell me everything. Kedua kuping saya sudah siap, tuan putri.."

Matamu berbinar.. dan kisah demi kisah pun mengalir.

***

Kita berjalan bersisian. Menikmati jalanan Vienna di kala malam dengan pencahayaan bulan yang keperakan.

"Jadi, setelah ini, dimana aku bisa menemukanmu lagi?" ucapku memecah keheningan

"Katanya kita punya telepati?"

"Aku percaya pada kebetulan, bukan telepati"

"Kalau begitu, ikuti kata hatimu"

Aku terdiam.
Tidak ada satu pun kata yang terlontar, hingga pada akhirnya kita tiba di persimpangan jalan.

"So, this is the time to say goodbye?" tanyaku

Kau menggeleng.

"If you brave enough to let me go, I'll always find a way to come back"

Saat itu aku berharap waktu berhenti, karena kemudian langkahmu menjejak menjauh dari tempatku berdiri.

"See you, soon" ucapmu sembari melambaikan tangan

Aku melempar senyum. "Take care" ucapku. Dalam hati.


Lagu yang mengalun di restoran tadi kembali terngiang

Still I wonder If I could stay for a while,
you see, it's been a while since I felt this way
but.. we both know time is closing in
till I'll be gone,
you'll be too,
on that night I let you walked away




*adapted from Adhitia Sofyan's song: September

Thursday, April 4, 2013

My number one man


31 Maret 2013

Hari ini genap usiaku menginjak angka duapuluh. 
Angka yang mungkin akan terasa biasa saja jika seandainya tidak kutemukan sebuah pesan masuk muncul di layar handphoneku pagi-pagi sekali. Darimu, yang sedang tidak berada di rumah.
Pesan tersebut berisi rangkaian doa (yang kini bertambah satu konten),
yang diam-diam kuamini dalam hati..
juga sebuah permintaan maaf--yang membuat tertegun.
Sebuah permintaan maaf yang tak perlu terlontar, karena sungguh--aku tak pernah meminta apapun.

Mungkin aku memang akan selalu meminta, bukan padamu, tapi padaNya.
Meminta, memohon, untuk kesehatanmu.
Untuk kebahagiaanmu.

Karena bagiku, kado terindah adalah dengan tetap melihatmu senantiasa menginjakkan kaki di rumahNya, juga menghiasi rumah mungil ini dengan lantunan ayatNya setiap pagi dan petang.

Tak pernah bosan aku berkata seperti ini: Allah SWT sangat menyayangi engkau. Aku yakin itu.


Terimakasih, untuk semua nilai dan pelajaran hidup yang kau berikan.
Apapun yang terjadi, bagaimanapun keadaanmu, 
kau adalah imam terbaik bagi keluarga ini.



Dear daddy,  no matter where I go in life, and who I get married to (someday)..
you'll always be my number one man :)

Friday, March 29, 2013

Copeland- Chin Up




With your eyes closed, watching a strange show play out in your head,
but you were smiling somehow
And your day..froze,
and everyone in it, sat still as a rose
but we were moving somehow

Back to where we started, losing who we were,
maybe we sould only tip a bottle back to keep us filled up.

Back to where we started, losing who we were,
everybody knows that,
you'd break your neck to keep your chin up

Open your eyes..

And the drops come, and a snail race down to your neck, and look up
but you were smiling somehow



everybody knows that,
you'd break your neck to keep your chin up

Sunday, March 24, 2013

Ignorance is bliss.

Iya, setuju dengan kalimat di atas.
Setuju bahwa overthink almost everything ujung-ujungnya malah bikin capek sendiri.

Dan kemudian, mendapatkan pemahaman kenapa selama ini
secapek itu

karena, satu hal ini bukan sesuatu yang bisa di-ignore
satu hal ini mutlak menjadi hal yang paling menyita pikiran.

Ah, cukup lah denial nya. Meski memang butuh waktu, semoga saja Allah mempermudah hambaNya ini untuk beranjak ke tahap selanjutnya: acceptance.

Acceptance is bliss, cy. Acceptance is bliss.
:)

Sunday, March 17, 2013

Hai, partner resiliensi


Haven't seen you guys since more than a week ago

Dan seperti mbaknya bilang, "Untuk beberapa hari ini yang menjadi tidak cukup mudah untuk masing-masing dari kita"---gue setuju.
Meski begitu--meski tahu kondisi kalian seperti apa--dengan bandelnya, gue masih saja merecoki dan meminta kalian mendengar.

Semula memang gue lebih banyak memilih untuk menjadi pendengar, dan menyimpan semuanya karena merasa masih mampu untuk menguatkan diri sendiri.

Terlebih, and to be honest, gue punya ekspektasi tinggi untuk didengar penuh, dan pada akhirnya lebih memilih untuk tidak bercerita karena takut kecewa.

Tapi, akhir-akhir ini gue sadar,  
dengan memilih untuk tidak bercerita karena takut dikecewakan,
itu artinya gue terlalu banyak menuntut.
Menuntut waktu kalian.
Menuntut kehadiran kalian.
Menuntut kalian untuk selalu jadi pendengar aktif.

Padahal, kita semua juga punya kepentingan masing-masing, bukan? :)

Maaf, karena Acy yang sekarang mungkin akan sering "berceloteh". Tentang hal yang dulu selalu di-keep sendirian.

Gue tidak menuntut apapun kali ini.
Gue cuma butuh tumpah. Itu aja. :)



Untuk masnya, selamat ulang tahun, dan cepat pulih. Insya Allah, sakit itu pertanda dosa-dosa kita sedang digugurkan oleh Allah SWT. Aamiin
Untuk mbaknya, jaga kesehatan, ya, biar gak mengecewakan banyak orang. And always remember one thing: untuk menguatkan seseorang 100%, kita harus kuat 400%. Kuat, kuat, kuat! Hehe

:)

Sunday, March 10, 2013

Are you, my penguin?


Teruntuk kamu yang selama ini tersimpan di laci waktu (dan masih tersimpan hingga tulisan ini dibuat)



"When penguins find its soulmate, they stay together for the rest of their lives--even if they are separated or something happens"

aku melangkahkan kaki di atas pasir
menikmati buih putih berusaha menggapai bibir pantai

aku merangkum semua
setiap detik perjalanan yang tak pernah sederhana,
namun pada akhirnya
membawa aku dan kamu
kepada kita

debur ombak menyadarkan lamunan,
dan jejak kakiku di pasir..
kini tidak sendirian


"Hei, sepertinya minggu depan kita tidak perlu pergi untuk melihat penguin. Wish listku yang satu itu, aku tarik lagi, deh"

"Kenapa?"

"Haha untuk apa? Penguin nya toh ada disini"

"Disini?"

"Yep. Standing right next to me"

"Wait wait, do you refer me as a penguin? Errr, do I look like one?"

"Hahaha nevermind, dear. Soon you'll know why"

"..and he's the one that you were born to love.."

"Jadi, kita akan kemana lagi setelah ini, nona? Tolong wish list yang berjudul Aku ingin pantai yang warna lautnya bergradasi diberi checklist ya", ucapmu dengan nada diplomatis. Seakan permintaan itu merupakan titah permaisuri yang menyebalkan.

aku tertawa.

"Kita pulang kali ini"

"Yakin?"

"Mm-hmm", aku mengangguk

"Oke.. Lagipula, aku rindu rumah. Semalam aku membayangkan benalu di pagar rumah kita yang pasti sudah merambat kemana-mana. Ergh"

aku tertawa, lagi.

mentari mulai tenggelam di ufuk barat,
mengantar sebuah pemandangan
yang sedari dulu kita puja.

"Next time, I'll take you to Alaska", katamu

"Why?"

"Karena ada sesorang yang punya impian terpendam ingin menari di bawah Aurora, bukan begitu?"

Ah.

Aku tersenyum.

"Terimakasih, tapi tidak perlu. I would love to dance with you, not under that Aurora thing, but in our backyard"


"Love like this may come once.. baby we're fate.
Like a soulmate, you're my penguin. 
Baby it's fate
baby it's fate, not luck"






*backsound: Christina Perri-Penguin*

Sunday, March 3, 2013

Tumpah

Aku memandangimu yang tengah menelungkupkan wajah dibalik bantal,
menangis tak henti untuk satu hal yang tak mereka mengerti.
Seperti biasa, aku hanya menunggu
sampai kamu berhenti meronta dan mau berkata.

Dan kemudian kamu duduk tegak menghadapku, sambil masih bercucuran air mata.

Ritual negosiasi kita berjalan alot, lagi-lagi. Hingga sampai pada titik dimana kamu mengangguk setuju. Tangan kecilmu menggenggam tanganku. Sembari masih terisak, kamu berkata agar aku tidak kemana-mana.

Aku mengeraskan rahangku, dan mengerjap-ngerjapkan mata. Berusaha sekeras mungkin agar air mata ini tidak jatuh.

Ya Allah..
sebanyak apa hal yang aku lewatkan?

Ampuni aku, dan segala ketidakberdayaan ini Ya Rabb..

Friday, March 1, 2013

Wahai Engkau Yang Maha Membolak-balikkan Hati.

Biarkan perlahan aku mengurai kembali
sejalin temali:
asumsi yang kubuat sendiri,
kemungkinan yang kuterka sendiri.


Belum saatnya menyimpulkan, bukan?

Sungguh,
kali ini kuserahkan padaMu.

Saturday, February 16, 2013

#noted 5

12 Februari
Kelas Mata Kuliah Pendidikan Anak Berbakat

"Sebagai seorang psikolog, yang kita lihat dari seorang anak itu bukanlah prestasi, tapi potensi."
(Bu Reni, 2012)

13 Februari
Kelas Mata Kuliah Psikologi Bermain

"Child shall have full opportunity to play."
(Deklarasi PBB, pasal 7 ayat 3)
"Anak-anak itu seharusnya bukan belajar sambil bermain, atau bermain sambil belajar--tetapi belajar melalui bermain."
(Mbak Mita, 2013)

Saturday, February 9, 2013

#1 Tiba


9 januari 2013

04.00
Dalam bis, menuju Sobang

Sudah empat jam aku duduk di bangku bis, dan hujan masih saja turun dengan deras. Katanya, curah hujan di Pulau Jawa sekitar bulan Januari dan Februari memang sedang tinggi-tingginya.
Dari balik kaca bis, aku melihat pohon-pohon seperti berguncang. Aku merapatkan kembali jaketku, enggan membayangkan sekencang apa angin di luar sana.

13.30
Balai Desa Kec. Sobang
Grand Opening Gerakan UI Mengajar 2

“Ya Allah.. Jadikan setiap langkah dan  hembusan nafas kami, menjadi ladang kebaikan yang akan memberatkan timbangan amal baik di akhirat nanti..”
..Aaaamiin

16.00
Dalam truk, menuju Kampung Salam

Kami semua berpegangan erat pada pinggiran truk. Medan yang berat membuat truk seringkali miring ke kiri dan kanan—membuat perjalanan seperti tengah menaiki wahana kora-kora. Sambil mengucap Asma-Nya, aku mengamati sekeliling.
Ya Rabb.. tempat ini hanya enam jam perjalanan dari Ibukota, namun keadaannya dapat dibilang menyedihkan.
Terdengar Kak Laila, berkata kepada kami, “Tuh, lihat, siapa tahu di masa depan nanti diantara kalian ada yang jadi menteri..  Dateng ke pelosok itu biar jadi pengingat jika suatu saat kalian mau membangun negeri ini..”


Melewati daerah Pawang, banjir rupanya sudah sampai selutut. Medan menuju Kampung Salam semakin sulit.

17.30
Rumah Ibu Mulyati

Rombongan titik lima sampai di rumah warga. Kondisinya hujan semakin deras disertai angin. Listrik pun mati. Truk yang semula dijadwalkan akan kembali ke kecamatan untuk mengangkut rombongan, tiba-tiba memutuskan untuk tidak berangkat karena khawatir dengan banjir dan medan yang sulit.

Hujan semakin deras.

Berita mengejutkan pun datang dari rombongan panitia&pengajar yang masih berada di kecamatan.

“..air mulai naik, kantor kecamatan mulai tergenang air

Allahuakbar

“..warga-warga sekitar pun turut mengungsi ke kantor kecamatan

Allahuakbar

“..doakan kami teman-teman, banjir kini sudah sepinggang

Jaga teman-teman hamba, Ya Rabb.

21.00

Kami masih menunggu kabar dari teman-teman di kecamatan. Banjir belum surut, katanya. Panitia dan pengajar perempuan sudah diungsikan  ke rumah warga terdekat, sementara yang laki-laki masih bertahan di kecamatan—menunggui barang-barang .

Kami terus mengirim doa..
Mengirim pesan..
Memastikan kabar teman-teman kami di kecamatan baik-baik saja..

22.30
 

Listrik masih belum menyala. Aku bersiap tidur—meski masih belum tenang membayangkan keadaan teman-teman di kecamatan.

Ya Rabb..
Engkau Maha Tahu yang terbaik untuk hambaMu..

Jaga teman-teman hamba..

Tuesday, January 1, 2013

Januari 2013..

.. adalah bulan dimana saya Insya Allah akan banyak belajar.
Di sebuah daerah bernama Kampung Salam, Desa Kutamekar, Kecamatan Sobang, Kabupaten Pandeglang, Banten.
Di sebuah sekolah bernama SDN Kutamekar 3.

Bismillahirrahmanirrahim..