Sunday, August 4, 2013

Pulanglah


Aku butuh diammu,
untuk meredam beribu asa yang meletup dalam diri.

Aku butuh sunyimu,
agar segala risau yang kukeluhkan
terlelap; hanyut dalam nyanyian selamat tidur

Aku menyanjung pikirmu,
disana rumit dan ramai
tapi semua tanya lantas tiada; berganti pemahaman, dan kesepahaman

Aku menyanjung lantunmu,
ia kusenandungkan berulang
hingga pemutar piringan hitam nampak jenuh

Aku merindu jejakmu,
yang tertinggal pada rerumputan
dan tanah basah;
pemadu ulung bagiku yang berkali tersandung, dan tersesat

Aku merindu matamu,
olehnya aku memahami; membahasa;
merangkai makna


Aku ingin hadirmu,
bukan sebagai bayang dalam kata, prosa,
dan puisi..



Segeralah pulang,
aku menunggumu dengan secangkir teh hangat di tangan