Wednesday, February 15, 2012

(Hanya) Sebuah Jembatan


Jembatan memang seharusnya hanya menjadi tempat berpijak, 
dan melangkah--untuk tiba di tujuan.
Sebuah jembatan,
sekokoh apapun itu, semegah apapun itu, seterang apapun itu, 
tetap tak bisa kaudiami. Kau tempati.

Karena jembatan bukan rumah.
Bukan tempat untuk berdiam lama-lama. 
Bukan tempat untuk mengusir kesunyian.
Bukan tempat untuk merasa nyaman.
Bukan tempat untuk merasa 'pulang'.

Jembatan hanya jembatan.
Yang menghubungkan.
Tidak lebih.

Dua orang teman yang baik,
yang mengingatkan,
bahwa dia
hanya jembatan.
Hanya jembatan.
Yang suatu saat bisa runtuh.

Aku harus berlari melewatinya.

Namun aku mulai bertanya:
Mengapa ujung jembatan ini terasa jauh? Padahal aku sudah berlari. Cukup kencang.











Dan aku seakan mendengar bisikan:
"Ujung jembatan-kah yang terasa jauh, atau kau hanya berlari di tempat?"

No comments:

Post a Comment