Sunday, March 10, 2013

Are you, my penguin?


Teruntuk kamu yang selama ini tersimpan di laci waktu (dan masih tersimpan hingga tulisan ini dibuat)



"When penguins find its soulmate, they stay together for the rest of their lives--even if they are separated or something happens"

aku melangkahkan kaki di atas pasir
menikmati buih putih berusaha menggapai bibir pantai

aku merangkum semua
setiap detik perjalanan yang tak pernah sederhana,
namun pada akhirnya
membawa aku dan kamu
kepada kita

debur ombak menyadarkan lamunan,
dan jejak kakiku di pasir..
kini tidak sendirian


"Hei, sepertinya minggu depan kita tidak perlu pergi untuk melihat penguin. Wish listku yang satu itu, aku tarik lagi, deh"

"Kenapa?"

"Haha untuk apa? Penguin nya toh ada disini"

"Disini?"

"Yep. Standing right next to me"

"Wait wait, do you refer me as a penguin? Errr, do I look like one?"

"Hahaha nevermind, dear. Soon you'll know why"

"..and he's the one that you were born to love.."

"Jadi, kita akan kemana lagi setelah ini, nona? Tolong wish list yang berjudul Aku ingin pantai yang warna lautnya bergradasi diberi checklist ya", ucapmu dengan nada diplomatis. Seakan permintaan itu merupakan titah permaisuri yang menyebalkan.

aku tertawa.

"Kita pulang kali ini"

"Yakin?"

"Mm-hmm", aku mengangguk

"Oke.. Lagipula, aku rindu rumah. Semalam aku membayangkan benalu di pagar rumah kita yang pasti sudah merambat kemana-mana. Ergh"

aku tertawa, lagi.

mentari mulai tenggelam di ufuk barat,
mengantar sebuah pemandangan
yang sedari dulu kita puja.

"Next time, I'll take you to Alaska", katamu

"Why?"

"Karena ada sesorang yang punya impian terpendam ingin menari di bawah Aurora, bukan begitu?"

Ah.

Aku tersenyum.

"Terimakasih, tapi tidak perlu. I would love to dance with you, not under that Aurora thing, but in our backyard"


"Love like this may come once.. baby we're fate.
Like a soulmate, you're my penguin. 
Baby it's fate
baby it's fate, not luck"






*backsound: Christina Perri-Penguin*

No comments:

Post a Comment