Monday, December 26, 2011

Peri dan Sahabat Kecil


"Karyamu bagus." ujarnya pada peri kecil yang tengah melukis pelangi.
Peri kecil mengepakkan sayapnya, mundur, mengamati.

"Terimakasih, sahabat kecil. Tapi.." peri kecil menundukkan wajahnya,
hembusan napasnya mengisyaratkan ia putus asa,

"Ada apa?" 

"Aku hanya bisa melukis pelangi, saat ada hujan. Dan kini aku takut.."

"Takut?"

peri kecil mengangguk pelan. Ia memejamkan matanya,
"Apa yang akan terjadi saat tak ada hujan? 
Selama ini ia inspirasi. Saat ia menghilang, pelangiku mungkin memudar."

Sahabat kecil mulai mengerti,
"Kau mencintai hujan?"

"Hmm"

"Aku anggap itu sebagai jawaban: Ya"

"Kau bukan cenayang, sahabat kecil." peri kecil mulai menggerutu.

"Pelangimu tak akan memudar. Inspirasimu tak akan hilang."

"Bagaimana caranya?"

"Jangan cintai hujan. Suatu saat ia akan, benar katamu, hilang."

"Lalu? Siapa yang harus aku.." tenggorokan peri kecil tercekat, "..cintai?"


Sahabat kecil tersenyum,
"Cintai Ia Sang Pembuat Hujan. Ia akan selalu ada, tak pergi kemana-mana."

No comments:

Post a Comment