Saturday, January 21, 2012

..And The Oak Tree As The Witness




Aku berdiri tepat di samping pohon oak yang  tegap menjulang. Sama sekali tak menampakkan perubahan meski telah berlalu satu dasawarsa lamanya. Sarang burung tak berpenghuni masih bertengger di salah satu dahan.
Aku ingat kau merengek minta dibuatkan "rumah" bagi burung gereja kecil yang kau temukan tak berdaya diantara dedaunan kering. Kita pun membuatnya bersama; sarang itu. Dari ranting pohon yang susah payah dikumpulkan; yang kemudian kau tambahkan selotip banyak-banyak di sekelilingnya. Takut terbawa angin, katamu.

Sudah memasuki musim dingin disini. Favoritmu, tapi bukan favoritku. Suhu minus sekian derajat adalah mimpi buruk. Aku merapatkan kembali mantelku, yang meski sudah tampak begitu tebal--namun tetap tak dapat mencegah gigiku bergemeletuk.

Seorang opsir menghampiriku,
"Anda sudah berdiri disini berjam-jam lamanya. Apa yang anda lakukan?"
Pertanyaan yang bagus.
"Saya sedang menunggu, Sir."

Dia takkan tahu--sama halnya dengan orang lain: alasanku berdiri disini. Lagipula, kalaupun mereka tahu; mereka takkan mengerti. Hanya sebaris janji yang terucap, yang bahkan aku sendiri pun tak yakin: Suatu hari, kita harus bertemu lagi, disini.
Dan disinilah aku.
Menanti dua bola mata berwarna cokelat muda itu mengerjap bersinar. Menanti tawa dan senandung-senandung konyol itu mengalun. Menanti energiku, kopi hangatku di pagi hari.

Aku memanggil namamu. Berbisik. Berharap, dimanapun kau berada, kau merasakan bisikan itu, merasakan kangen itu. Katamu (lagi), kita kan punya telepati. Kau tentu tahu harus kemana.

Imajinasiku mulai mempermainkan si empunya. Aku membayangkan kau berlari dengan wajah cemas. Berpindah dari satu sudut kota ke sudut lainnya--tampak mencari sesuatu. Hingga akhirnya kau menemukannya. Seorang lelaki berdiri terpejam di sebelah pohon oak. Bibirnya biru.


"Sampai kapan anda akan berdiri disini?" opsir itu kembali bertanya.
Aku tersenyum.







"I said there's someone I'm waiting for if it's a day, a month, a year.. Gotta stand my ground even if it rains or snows. If she changes her mind, this is the first place she will go"












*Adapted from The Script's song: The Man Who Can't be Moved

No comments:

Post a Comment