Sunday, January 22, 2012

Balada Labirin, Komidi Putar, Kamu.


Kau seperti komidi putar. Berputar disana, di serambi terdepan pikiran; ingatan. Entah sudah putaran yang ke berapa. Kepalaku sampai pusing, dan ingin muntah. Sesekali aku kapok, dan enggan untuk kembali bermain. Namun kerlip lampumu yang menyenangkan, dan melodimu yang membuai--membuatku nyaman. Seakan terus membisikkan: tidak apa-apa, sekali ini saja
Nyatanya tidak sekali. Berkali-kali. Karena aku selalu mau lagi, dan lagi.

Terkadang, kau bukan lagi komidi putar. Kau layaknya labirin--yang harus kulewati untuk menemukan jalan keluar, dari semua kegundahan. Dan, voila! Kau labirin ter-rumit yang pernah kulewati. Yah, atau mungkin memang karena kau satu-satunya labirin yang berani kulewati. Bisa dibilang aku nekat. 

Dan benar saja, dalam labirin itu banyak sekali 'kejutan'. Beberapa kali aku seperti melihat cahaya dari kejauhan--mengira itulah jalan keluar. Ternyata, yang kutemukan adalah jebakan; atau jalan buntu (kalau aku sedang beruntung). Tersesat dalam labirinmu membuatku putus asa. Sesekali aku terseok, tapi aku bertahan. Aku sudah sejauh ini, aku bilang.

Rasanya ingin aku terbang keatas--melihat pola labirinmu: melihat pikiranmu. Termasuk, melihat apakah ada orang lain yang menyusuri labirinmu,  yang (juga) berharap menemukan jalan keluar itu.



Dan sekarang aku lelah. Lelah menebakmu yang penuh teka-teki.
Kau komidi putar. Kau labirin. Selanjutnya apa?






Harus menghadapi dirimu yang seperti apa lagi untuk kemudian bertemu dirimu,
yang benar kamu?

No comments:

Post a Comment